Kamis, 25 Desember 2014

Implikasi Proses Penyesuaian Remaja Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan



Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan (tranformasi norma). Dalam kaitannya dengan pendidikan ini, peranan sekolah pada hakikatnya tidak jauh dari peranan keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat perlindungan juga anak didik mengalami masalah. Oleh karena itu, di setiap sekolah lanjutan ditunjuk wali kelas yaitu guru- guru yang akan membantu anak didik jika ia (mereka) menghadapi kesulitan dalam pembelajarannya dan guru- guru bimbingan dan penyuluhan untuk membantu anak didik yang mempunyai masalah pribadi, dan masalah penyesuaian diri baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap tuntutan sekolah.
Upaya- upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja khusunya di sekolah adalah :
  1. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa “betah” (at home) bagi anak didik, baik secara social, fisik maupun akademis.
  2. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak.
  3. Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, social, maupun seluruh aspek pribadinya
  4. Menggunakan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar.
  5. Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.
  6. Ruangan kelas yang memenuhi syarat- syarat kesehatan.
  7. Peraturan/ tata tertib yang jelas dan dipahami murid- murid.
  8. Teladan daripada guru dalam segala segi pendidikan.
  9. Kerjasama dan saling pengertian dari para guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan sekolah.
  10. Pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik- baiknya.
  11. Situasi kepemimpinan yang penuh saling pengertian dan tangung jawab pada murid maupun pada guru.
  12. Hubungan yang baik dan penuh pengertian antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat.
Karena disekolah guru merupakan figur pendidikan yang penting dan besar pengaruhnya terhadap penyesuaian siswa- siswanya, maka dituntut sifat- sifat guru yang efektif, yakni sebagai berikut (Ryans dalam Garrison 1996) :
  1.  Memberi kesempatan (alert), tampak antusias dan berminat dalam aktifitas siswa dan kelas.
  2. Ramah (cheerfull) dan optimistis.
  3. Mampu mengontrol diri, tidak mudah kacau (terganggu), dan teratur tindakannnya.
  4. Senang kelakar, mempunyai rasa humor.
  5. Mengetahui dan mengakui kesalahan- kesalahannya sendiri.
  6. Jujur dan objektif dalam memperlakukan siswa.
  7. Menunjukkan pengertian dan rasa simpati dalam bekerja dengan siswa- siswanya.
Jika para guru bersama dengan seluruh staff di sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka anak- anak didik di sekolah itu yang berada dalam usia remaja akan cenderung berkurang kemungkinannya untuk mengalami permasalahan- permasalahan penyesuaian diri atau terlibat dalam masalah yang bisa menyebabkan perilaku yang menyimpang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar